Retur Pembelian Retur Pembelian

Perbedaan Retur Pembelian dan Retur Penjualan Serta Cara Membuatnya

Retur pembelian adalah proses pengembalian barang dari pembeli ke supplier karena ada masalah dengan produk yang diterima, seperti rusak, cacat, atau tidak sesuai dengan pesanan. Proses ini umum terjadi dalam transaksi jual beli, baik secara online maupun offline. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lengkap tentang retur pembelian, perbedaannya dengan retur penjualan, dan cara membuatnya. 

Perbedaan Retur Pembelian dan Retur Penjualan

Perbedaan Retur Pembelian dan Retur Penjualan

Kalau waktu itu kita membahas tentang retur penjualan, hari ini saatnya mempelajari retur pembelian. Sekilas memang terdengar mirip karena sama-sama soal pengembalian barang, tapi ternyata keduanya punya proses dan tujuan yang berbeda. 

Ayo kita bahas satu per satu supaya kamu makin paham bedanya!

Pihak yang Terlibat

Dalam retur pembelian, pihak yang terlibat biasanya adalah pemilik usaha atau toko dengan pemasok atau supplier. Di sini, penjual bertindak sebagai pembeli yang melakukan retur karena menerima barang dari supplier yang rusak, tidak sesuai pesanan, atau cacat produksi.

Sedangkan pada retur penjualan, transaksinya terjadi langsung antara pelanggan dan penjual. Pembeli akhir merasa tidak puas dengan barang yang dikirim dan mengajukan pengembalian ke penjual toko atau bisnis.

Arah Transaksi

Kalau dilihat dari sisi pencatatan akuntansi, arah transaksinya juga berbeda. Pada retur pembelian, perusahaan mencatat adanya pengembalian barang kepada pemasok karena barang tidak sesuai, cacat, atau alasan lainnya. 

Proses ini akan mengurangi jumlah utang dagang dan persediaan dalam pembukuan bisnis. Sebaliknya, dalam retur penjualan, pelanggan mengembalikan barang ke perusahaan. 

Jadi, yang tercatat adalah penurunan pada akun piutang usaha dan pendapatan penjualan, sementara persediaan barang akan kembali bertambah karena barangnya kembali ke stok toko.

Baca Artikel Lainnya  ROAS Vs ROMI Dalam Marketing, Ini Perbedaannya yang Wajib Kamu Ketahui

Jenis Transaksi

Jenis transaksi pada retur pembelian biasanya dibagi dua, pengembalian pembelian secara kredit dan pengembalian secara tunai. Kalau sebelumnya kamu membeli barang secara tempo dan barangnya rusak, maka kamu bisa retur dan dicatat sebagai pengurang utang.

Sedangkan dalam retur penjualan, jenis transaksinya lebih fokus pada pengembalian dana pembeli, pengurangan piutang dari pelanggan, hingga proses klaim terhadap barang rusak. Penjual perlu menyesuaikan apakah barang ditukar atau uang dikembalikan.

Bagaimana Cara Membuat Laporan Retur Pembelian?

Bagaimana Cara Membuat Laporan Retur Pembelian?

Dalam dunia bisnis, retur pembelian tidak bisa hanya dicatat sembarangan. Diperlukan pencatatan yang sistematis dan rapi agar laporan keuangan tetap akurat. 

Proses pencatatan ini biasanya dilakukan dalam bentuk jurnal retur pembelian, yaitu catatan transaksi saat perusahaan mengembalikan barang ke supplier. Waktunya kita pelajari langkah-langkah membuat laporan retur pembelian secara lengkap!

Bukti Transaksi Pengembalian

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menyiapkan bukti bahwa memang ada transaksi pengembalian barang. 

Biasanya ini berupa form persetujuan pengembalian yang ditandatangani oleh pihak pembeli dan pemasok. 

Bukti ini penting banget karena menjadi dasar pencatatan dan sebagai penguat dokumen ketika ada audit atau pengecekan internal.

Melampirkan Dokumen Pendukung

Setelah punya bukti transaksi, kamu juga perlu menyertakan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Misalnya seperti debit memo, surat pengembalian barang, atau faktur awal pembelian. 

Dokumen ini berguna untuk mencocokkan barang yang diretur dengan data transaksi sebelumnya, serta menunjukkan alasan kenapa barang tersebut dikembalikan.

Akun yang Terlibat

Dalam pencatatan jurnal retur pembelian, biasanya ada beberapa akun yang akan terlibat. Di antaranya adalah:

  • Inventory (Persediaan): karena stok barang akan berkurang
  • Account Payable (Utang Dagang): karena nilai kewajiban berkurang
  • VAT In (Pajak Masukan): jika pembelian sebelumnya kena PPN, maka nilai pajaknya juga perlu disesuaikan

Pemilihan akun ini harus sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di perusahaanmu.

Baca Artikel Lainnya  Bikin Profilmu Beda, Ini Dia 50+ Bio IG Aesthetic yang Bikin Orang Penasaran!

Format Entri Jurnal

Saat mencatat jurnal retur pembelian, pastikan kamu mengikuti format entri jurnal yang jelas dan rapi. Umumnya terdiri dari:

  • Tanggal transaksi retur
  • Keterangan transaksi
  • Kolom debit dan kredit
  • Jumlah PPN jika ada

Contoh:

Tanggal KeteranganDebitKredit
01/07/2025 Retur Pembelian ke PT XYZ5.000.000
VAT In500.000
Utang Dagang– 5.500.000

Update Saldo Akun

Setelah entri jurnal dicatat, jangan lupa untuk update saldo akun-akun terkait di buku besar. Dengan begitu, laporan keuangan perusahaan akan tetap akurat dan mencerminkan kondisi sebenarnya.

Langkah ini penting untuk memudahkanmu saat membuat laporan bulanan atau tahunan, karena semua data dipastikan sudah sesuai.

Melakukan Pengecekan

Langkah terakhir dan sering dilupakan adalah mengecek ulang seluruh proses retur. Cek apakah jumlah barang yang dikembalikan sudah sesuai, apakah entri jurnal sudah benar, dan apakah semua dokumen pendukung sudah lengkap. 

Hal ini bisa mencegah kesalahan fatal di kemudian hari, terutama jika retur berkaitan dengan jumlah besar atau melibatkan banyak supplier.

Tokpee adalah tools marketing yang bantu kamu riset produk paling dicari, analisis performa kompetitor, dan pilih kata kunci iklan yang paling efektif

Kalau kamu berbisnis dan ingin menjual atau stok produk terlaris, Tokpee bisa menjadi andalan terbaikmu. Tokpee adalah tools marketing yang bantu kamu riset produk paling dicari, analisis performa kompetitor, dan pilih kata kunci iklan yang paling efektif. 

Kamu bisa lebih percaya diri memilih stok yang tepat dan membuat strategi penjualan yang lebih cuan. Tokpee sudah dipercaya ribuan pebisnis dan tim brand ternama untuk mendongkrak omzet mereka. Waktunya kamu memaksimalkan penjualan dan hindari risiko stok nggak laku dengan bantuan Tokpee!

Kesimpulan

Retur pembelian adalah bagian yang nggak bisa dihindari dalam proses bisnis, apalagi kalau kamu sering melakukan pembelian dalam jumlah besar. 

Tapi, selama kamu paham cara membuat jurnal retur pembelian dengan benar, maka semua pencatatan tetap bisa berjalan rapi. Hal ini sangat penting supaya cash flow tetap sehat dan operasional bisnis tidak terganggu. 

Dengan pencatatan yang tepat, kamu bisa lebih mudah mengevaluasi performa supplier, memantau stok, dan menjaga kestabilan laporan keuangan bisnis.

Kalau kamu ingin tahu produk mana yang sebaiknya kamu stok agar tidak berujung retur, kamu bisa pakai Tokpee untuk riset produk terlaris. Biar belanja stok makin tepat sasaran dan bisnismu makin untung!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *