Perbedaan Reseller dan Dropship Perbedaan Reseller dan Dropship

5 Perbedaan Reseller dan Dropship, Apa Saja?

Internet membuat siapa saja bisa memiliki bisnis. Kemudahan berbisnis membuat banyak orang tertarik untuk membangun usahanya sendiri. 

Selain mudah, membangun bisnis di internet juga relatif minim modal. Tentu saja hal ini menjadi peluang yang tidak boleh disia-siakan. 

Ada sekian banyak model bisnis yang bisa dijalankan, reseller dan dropship menjadi dua model bisnis yang banyak disukai. Sebab, untuk menjalankan dua model bisnis ini, modal yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, bahkan bisa tanpa modal sama sekali. 

Sekilas, reseller dan dropship sama. Padahal, sebenarnya ada beberapa perbedaan antara dua sistem usaha tersebut. Lantas, apa perbedaan reseller dan dropship? Temukan jawabannya pada artikel Tokpee berikut ini. 

Apa Itu Reseller?

Sumber: Freepik

Secara sederhana, reseller diartikan sebagai kegiatan menjual ulang produk yang sudah ada. Namun, dalam buku Digital Marketing untuk UMKM, diterangkan lebih lengkap mengenai reseller. Dalam buku tersebut, pengertian reseller adalah sistem bisnis yang bisa dijalankan secara online dengan menjualkan produk atau jasa orang lain dengan syarat kita harus membeli atau memiliki produk tersebut terlebih dahulu. 

Pengertian reseller juga diterangkan dalam buku Reseller Vs Dropship. Di buku tersebut, reseller diartikan sebagai orang yang menjual ulang suatu barang atau produk. 

Sementara itu, dalam buku Step by Step Bisnis Dropshipping & Reseller, reseller adalah menjual kembali sebuah barang dari supplier dengan komisi yang ditentukan sendiri atau ditentukan supplier. Reseller juga harus membeli produk dari supplier terlebih dahulu. 

Menjadi reseller ternyata memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Mengutip dari Buku Sakti Membuat Toko Online dengan Blogger + CD, berikut penjelasannya. 

Kelebihan

  • Bisa mengetahui stok barang yang akan dijual. 
  • Seorang reseller bisa mengetahui kondisi barang yang dijualnya. 
  • Dapat menerima pesanan online atau offline karena seorang reseller memiliki stok barang sendiri. 
  • Bisa menerangkan spesifikasi produk lebih detail. 

Kekurangan

  • Modal yang dibutuhkan relatif besar. 
  • Jika sepi pelanggan, maka bisnis reseller terancam bangkrut. 
  • Cukup merepotkan karena harus menyiapkan produk saat ada pesanan. 

Apa Itu Dropship?

Sumber: Freepik

Setelah mempelajari apa itu reseller, kamu juga perlu mempelajari apa yang dimaksud dengan dropship. Sama seperti reseller, dropship juga menjadi model bisnis yang kini banyak disukai dan dipraktikkan banyak orang karena dinilai mudah, praktis, dan menguntungkan. 

Menurut penjelasan di buku Reseller vs Dropship, dropship adalah bisnis yang dijalankan dengan cara meminta supplier atau pemasok produk untuk mengirimkan produk ke pelanggan langsung tanpa melalui kamu sebagai penjual. 

Baca Artikel Lainnya  Mengenal Digital Marketing Funnel Lengkap dengan Contohnya

Dropshipper juga bisa diartikan sebagai model bisnis yang membuat kamu bisa menjual barang dari produsen langsung ke konsumen, tanpa harus menyimpan stok, melakukan pengemasan, dan pengiriman. 

Sementara itu, dalam buku Step By Step Bisnis Dropshipping & Reseller, diterangkan bahwa dropshipping merupakan penjualan produk yang memungkinkan seseorang menjual barang ke pelanggan dengan bermodalkan foto dari supplier atau toko tanpa harus menyetok barang. 

Setelah pelanggan mentransfer uang ke rekening dropshipper, maka dropshipper harus membayar ke supplier sesuai dengan harga beli dropship dan menyerahkan data pelanggan seperti nama, alamat, dan nomor ponsel kepada supplier. Kemudian, supplier akan menyiapkan pesanan tersebut dan mengirimkan ke pelanggan sesuai dengan data yang diberikan dropship. 

Sama seperti reseller, dropship juga memiliki kelebihan dan kekurangan.  Mengutip dari Buku Sakti Membuat Toko Online dengan Blogger + CD, berikut penjelasannya. 

Kelebihan

  1. Modal yang dibutuhkan tidak banyak. 
  2. Tidak membutuhkan biaya operasional. 
  3. Relatif mudah dan praktis. 
  4. Bisa dikerjakan dimana saja. 

Kekurangan

  1. Keuntungan yang didapatkan tidak terlalu besar. 
  2. Sulit menjual produk yang belum pernah dilihat. 
  3. Info stok barang tidak selalu up to date. 
  4. Berisiko mendapatkan komplain dari pelanggan akibat kendala pengiriman dan lain sebagainya. 

Perbedaan Reseller dan Dropship

Sumber: Freepik

Dari penjelasan di atas, sebenarnya kita sudah bisa melihat beberapa perbedaan antara reseller dan dropship. Tapi, untuk lebih memahaminya, berikut ini kami uraikan beberapa perbedaan reseller dan dropship. Simak penjelasannya sampai akhir. 

Ketersediaan Stok Barang

Salah satu perbedaan yang cukup mencolok antara reseller dan dropship yaitu pada ketersediaan stok barang yang dimiliki. 

Seorang reseller harus memiliki stok barang yang langsung dibeli dari supplier atau produsen. Biasanya, reseller membeli produk dalam jumlah besar, sehingga harga reseller lebih murah. 

Sedangkan dropship, tidak perlu memiliki stok barang. Jika mendapatkan pesanan, dropshipper akan meneruskan pesanan ke supplier untuk kemudian diproses dan dikirimkan langsung ke pembeli tanpa melalui dropshipper terlebih dahulu. 

Modal yang Dibutuhkan

Selain ketersediaan stok barang, perbedaan reseller dan dropship juga bisa terlihat dari modal yang dibutuhkan. Reseller mirip seperti penjual pada umumnya yang harus memiliki stok barang. Maka dari itu, modal yang dibutuhkan cukup besar. 

Berbeda dengan reseller yang membutuhkan modal cukup besar, dropshipper justru tidak membutuhkan banyak modal. Hal tersebut dikarenakan seorang dropshipper tidak perlu membeli produk terlebih dahulu sebelum menjualnya. 

Bahkan, terkadang ada dropshipper yang tidak membutuhkan modal sama sekali, seperti program dropshipper Shopee. Tentu saja, sistem bisnis ini sangat menguntungkan. 

Cara Pemasaran Produk

Seorang reseller bisa menjual produknya secara offline atau online. Hal ini terjadi karena reseller memiliki stok barang yang memungkinkan reseller berjualan dengan cara apapun. 

Sedangkan, dropship tidak memiliki kebebasan untuk memasarkan produk karena mereka tidak mempunyai stok barang. Biasanya, dropship hanya menjual produk lewat internet, seperti WhatsApp, Website, e-commerce, Instagram, Facebook, dan sosial media lainnya. 

Baca Artikel Lainnya  9 Cara Menjadi Reseller Skincare agar Mendapatkan Banyak Keuntungan

Meski hanya bisa menjual produk di jejaring internet, dengan strategi yang tepat, dropshipper juga bisa mendapatkan banyak keuntungan. 

Untuk membantu berjualan online, kamu bisa memanfaatkan tools e-commerce seperti Tokpee. Ada banyak fitur yang bisa kamu gunakan untuk mengoptimalkan penjualan. 

Keuntungan yang Didapatkan

Berjualan dengan sistem reseller dan dropship ternyata mendatangkan keuntungan yang berbeda. Dalam hal keuntungan, seorang reseller biasanya mendapatkan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan dropshipper. 

Hal tersebut dikarenakan reseller bisa mendapatkan harga beli yang murah, lewat pembelian dalam jumlah banyak dan langsung ke supplier atau produsen. Selain itu, reseller juga memiliki kebebasan menjual barang dengan harga yang tinggi, sehingga margin keuntungan yang didapat semakin besar. 

Sedangkan keuntungan dropshipper mendapatkan keuntungan lebih sedikit karena umumnya mereka tidak bisa mengatur margin penjualan. 

Risiko yang Ditanggung

Terakhir, perbedaan reseller dan dropship yaitu perihal risiko yang ditanggung. Seorang reseller memiliki tingkat risiko kerugian yang lebih besar dibandingkan dropshipper. 

Hal tersebut dikarenakan reseller memiliki stok barang. Apabila penjualannya lesu, maka risiko rugi semakin besar. Potensi bangkrut pun semakin besar. 

Sedangkan dropshipper tidak memiliki stok barang, sehingga tidak menanggung kerugian apapun apabila produk tidak laku. Dropshipper juga tidak berpotensi mengalami kebangkrutan seperti reseller. 

Reseller Vs Dropship, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Nah, itulah penjelasan mengenai perbedaan reseller dan dropship. Dari penjelasan di atas, meski sama-sama sistem bisnis, tapi keduanya ternyata mempunyai banyak perbedaan. 

Dari perbedaan-perbedaan di atas, manakah yang lebih menguntungkan? Jawabannya tergantung para preferensi kamu. 

Jika kamu memiliki cukup modal, maka kamu bisa memilih sistem reseller karena potensi keuntungan yang bisa didapatkan cukup besar. Tapi, kalau kamu tidak mempunyai banyak modal, maka sebaiknya pilih sistem dropship karena bisnis ini bisa dijalankan tanpa modal sama sekali. 

Apapun sistem bisnis yang kamu pilih, kamu harus melakukan optimasi agar bisnis berjalan sesuai dengan rencana. Apalagi jika bisnis tersebut dijalankan secara online, maka optimasi harus dilakukan dengan serius karena persaingan berjualan di internet sangat ketat. 

Salah satu cara termudah untuk mengoptimalkan penjualan di internet yaitu dengan menggunakan Tokpee. Ada tiga fitur Tokpee yang bisa kamu manfaatkan untuk mengoptimalkan penjualan. 

Pertama, fitur riset pencarian dan kategori yang bisa kamu gunakan untuk menemukan banyak ide produk terlaris. Dengan fitur ini, kamu bisa menemukan ide jualan terlaris sesuai dengan kata kunci dan kategori yang kamu gunakan. 

Kedua. fitur riset toko yang bisa digunakan untuk mengintip penjualan kompetitor. Fitur ini memungkinkan kamu untuk melihat produk andalan kompetitor dan omset yang didapatkan dari penjualan tersebut. 

Ketiga, fitur detail produk yang dapat kamu gunakan untuk menemukan varian produk yang paling banyak diminati. 

Tertarik dengan fitur dari Tokpee? Cek halaman utama Tokpee.co dan daftarkan diri kamu sekarang juga!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *