Cara menggunakan ChatGPT untuk membuat artikel sebenarnya cukup sederhana. Kamu hanya perlu menyiapkan content plan, membuat kerangka tulisan, lalu memberikan prompt yang jelas agar hasilnya sesuai ekspektasi. Dengan langkah yang tepat, ChatGPT bisa menjadi partner menulis yang membantu kamu lebih produktif tanpa kehilangan gaya tulisan personal.
Apakah ChatGPT Bisa Membuat Artikel?

ChatGPT adalah salah satu platform favorit untuk membuat artikel. Tapi bukan berarti kamu bisa memintanya membuat artikel hanya sekadarnya.
Misalnya, kamu ingin membuat artikel tentang mental health awareness. Jangan hanya sekadar membuat prompt “Tolong buatkan artikel tentang mental health.”
Menurutku sebagai seorang penulis, ChatGPT memang memudahkan kita, tapi bukan berarti membuat semuanya effortless.
Kita masih harus membentuk draft artikel, menentukan main idea dari artikel yang ingin kita tulis, gaya penulisan, dan struktur pembahasan agar hasilnya tetap berkualitas.
Tanpa panduan yang jelas, hasil artikel bisa terasa datar, terlalu umum, atau bahkan tidak sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Dengan kata lain, ChatGPT itu seperti partner brainstorming.
AI ini bisa membantu menyusun kalimat, memberikan insight baru, dan menyarankan sudut pandang lain, tapi penulis tetap menjadi penentu hasil tulisan melalui prompt yang dibuat.
Hari ini, aku akan memberikan saran cara menggunakan ChatGPT untuk membuat artikel dengan baik bersadarkan pengalamanku sendiri.
Cara Menggunakan ChatGPT untuk Membuat Artikel

Membuat Content Plan
Penulis harus memiliki content plan. Kamu harus paham konten seperti apa yang ingin kamu tulis, siapa target audiensmu, tujuan konten yang ingin dicapai, jadwal posting, hingga keywords apa yang sedang trending.
Semua hal ini penting agar artikelmu lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan pembaca. Untuk menentukannya, kamu dapat menggunakan tools seperti Google Trends, Ahrefs, atau Semrush.
Dengan tools tersebut, kamu bisa paham keywords apa saja yang sedang dicari dan memiliki potensi traffic tinggi.
Setelah itu, buat jadwal posting secara konsisten, sesuaikan dengan momentum tertentu, dan rancang ide konten yang bisa saling berkaitan. Dengan cara ini, kamu nggak akan bingung lagi mau menulis apa di minggu berikutnya.
Membuat Kerangka Artikel
Setelah menentukan topik dan konten apa yang ingin ditulis, buat kerangka artikel. Hal ini akan memudahkan ChatGPT untuk mengelaborasi artikel berdasarkan struktur yang kamu buat.
Ibarat peta, kerangka artikel membantu tulisanmu tetap terarah dan tidak melebar ke mana-mana.
Tapi perlu diingat, tulisan dalam kerangka artikel pun sebaiknya berasal dari ide dan gaya bahasamu sendiri. Kalau caraku, aku biasanya menuliskan beberapa poin penting dalam kerangka artikel agar lebih mudah dikembangkan, misalnya:
- Judul
- Heading 1
(paragraf pembuka artikel)
- Heading 2
- Heading 3
- Kesimpulan
Kerangka ini akan menjadi panduan ChatGPT untuk mengembangkan ide tanpa menghilangkan personal touch dari tulisanmu.
Menuliskan Konten Sesuai Kerangka
Setelah itu, tulis konten sesuai dengan kerangka yang sudah kamu buat. Proses ini akan membuat artikelmu lebih rapi, terstruktur, dan mudah dipahami oleh pembaca.
Selain itu, kerangka yang jelas juga membuatmu lebih hemat waktu karena kamu tinggal mengisi bagian-bagian sesuai urutan.
Untuk memperkaya konten, kamu dapat mencari ide dari sumber yang reliable seperti website kompetitor, website profesional, atau channel YouTube yang membahas topik serupa.
Ingat, jangan sampai menyalin tulisan orang lain secara mentah-mentah ya. Hal unethical seperti ini bisa merugikanmu sendiri.
Referensi artikel lain hanya digunakan untuk memperluas wawasan dan dituangkan kembali dengan gaya bahasamu. Nah, kalau kamu bingung untuk mengelaborasinya, ChatGPT bisa membantu dalam menyusun kalimat atau menambahkan variasi penjelasan agar lebih menarik.
Input Kerangka Artikel Bersama Prompt
Setelah itu, berikan prompt bersama kerangka artikel yang sudah kamu siapkan. Di sinilah peran ChatGPT akan lebih maksimal karena ia bisa membantu mengembangkan kerangka menjadi artikel yang lebih lengkap.
Kamu bisa membuat prompt seperti:
“Tolong perbaiki penulisan kerangka artikel berikut ini dan elaborasi beberapa kalimat atau paragraf sesuai topik menjadi sebuah artikel.”
Dengan prompt yang jelas, ChatGPT akan lebih mudah memahami arah tulisanmu. Hasil akhirnya pun bisa lebih sesuai dengan yang kamu harapkan, daripada sekadar memberikan instruksi yang terlalu umum.
Melakukan Proofread Pada Hasil Akhir
Penting untuk melakukan pengecekan dan proofread pada artikel akhir yang sudah digenerate. Aku tidak menyarankan kamu copy-paste langsung apa pun dari ChatGPT tanpa melakukan editing.
Proofread ini bisa membantumu mengecek apakah ada bagian yang kurang nyambung, kalimat yang kepanjangan, atau informasi yang mungkin kurang akurat.
Selain itu, editing manual juga bisa menjaga konsistensi tone of voice sesuai dengan brand atau gaya tulisanmu. Jadi, jangan malas untuk membaca ulang dan memperbaiki artikelmu sebelum akhirnya dipublikasikan.
Semoga cara ini bisa membantu artikel yang kamu buat bukan hanya enak dibaca, tapi juga bisa menyampaikan pesan sesuai yang kamu inginkan.
Kesimpulan
Cara menggunakan ChatGPT untuk membuat artikel mulai dari membuat content plan, kerangka artikel, menuliskan konten sesuai kerangka, input kerangka artikel bersama prompt, dan proofreading. Semua tahapan ini membantu memastikan artikelmu tetap terarah, informatif, dan relevan untuk audiens.
Perlu diingat, ChatGPT memang memudahkan para penulis, namun bukan berarti membuat pekerjaan kita menjadi effortless.
Kita tetap perlu menambahkan personal touch, gaya penulisan yang konsisten, serta menggunakan sumber yang reliable. Sebagai penulis, aku ingin artikelku tidak sekadar enak dibaca, tapi juga kredibel.
Dengan semua tips di atas, semoga artikel yang kamu buat bukan hanya bermanfaat untuk pembaca, tetapi juga lebih SEO-friendly dan berpotensi mendatangkan traffic yang stabil.
Oiya, kalau mau tips menarik dan insightful lainnya dari Tokpee, sering-sering baca blog kami ya!