Cara Menghitung Harga Jual Produk Makanan Cara Menghitung Harga Jual Produk Makanan

Cara Menghitung Harga Jual Produk Makanan agar Tetap Untung dan Laris

Cara menghitung harga jual produk makanan yang benar dimulai dari menghitung total biaya produksi, lalu menambahkan margin keuntungan yang realistis dan menyesuaikannya dengan harga pasar. Dengan perhitungan yang rapi, kamu bisa tetap untung tanpa harus banting harga dan tetap terasa terjangkau di mata pelanggan.

Di artikel Tokpee hari ini, kita akan membahas cara menghitung harga jual produk makanan dan info menarik lainnya lagi untuk bantu usaha kulinermu berkembang.

Bagaimana Cara Menghitung Harga Jual Produk Makanan?

Kalau kamu punya bisnis kuliner, baik itu jualan minuman kekinian, kue rumahan, sampai lauk siap saji, menentukan harga jual itu bukan cuma soal “modal dikali dua”. 

Salah hitung sedikit saja, kamu bisa terlihat mahal di mata pelanggan, atau malah diam-diam rugi karena biaya produksi yang tidak terhitung. 

Makanya, penting untuk punya rumus dan langkah yang jelas saat menentukan harga jual. Cara hari ini sangat bermanfaat buat kamu ingin menjalankan bisnis dalam jangka panjang, bukan cuma musiman.

Di artikel Tokpee hari ini, kita akan membahas cara menghitung harga jual produk makanan secara bertahap. Mulai dari menentukan target pasar, menghitung biaya produksi dengan lebih detail, cek performa kompetitor, sampai menetapkan margin keuntungan yang sehat. 

Tujuannya simpel: kamu paham angka, pelanggan merasa harganya masih wajar, dan bisnis kulinermu bisa terus bertahan di tengah persaingan.

Secara garis besar, cara menghitung harga jual produk makanan bisa diringkas dalam beberapa langkah:

  1. Tentukan dulu siapa target pasarmu,
  2. Hitung semua biaya produksi,
  3. Bandingkan dengan harga kompetitor, dan
  4. Tetapkan margin keuntungan yang sesuai dengan strategi bisnismu.

Kalau empat hal ini kamu jalankan dengan konsisten, harga jualmu akan punya dasar yang kuat, bukan sekadar “feeling”.

Tentukan Target Pasar

Sebelum bicara angka, kamu perlu tahu dulu: kamu mau jual ke siapa? Target pasar akan sangat memengaruhi cara kamu menghitung dan menetapkan harga. 

Menjual rice bowl ke karyawan kantor tentu berbeda dengan menjual jajanan seribuan di depan sekolah.

Baca Artikel Lainnya  Cara Jualan Live di Facebook agar Banyak Penonton

Beberapa hal yang perlu kamu pikirkan:

  1. Daya beli pelanggan (mampu bayar berapa untuk satu porsi).
  2. Kebiasaan mereka belanja makanan (sekali beli satu, dua, atau lebih).
  3. Ekspektasi terhadap kualitas (sekadar kenyang, atau sekalian cari ambience dan kemasan aesthetic).

Dengan memahami target pasar, kamu bisa menentukan kisaran harga realistis. Misalnya, kalau kamu membidik segmen menengah ke atas, harga bisa sedikit lebih tinggi asalkan kualitas rasa, porsi, dan packaging sepadan. 

Sebaliknya, kalau menyasar segmen pelajar, harga perlu lebih ramah, mungkin dengan porsi menyesuaikan.

Menghitung Biaya Produksi

Ini tahap paling krusial dalam cara menghitung harga jual produk makanan. Jangan hanya menghitung harga bahan utama, tapi benar-benar semua biaya sampai produk siap dijual. 

Setidaknya, hitung komponen berikut:

Bahan baku

Misalnya untuk satu cup minuman: bubuk minuman, susu, gula, es, topping, dan cup plastik. Semua bahan ini perlu dihitung per porsi.

Bahan pendukung & kemasan

Termasuk sedotan, tissue, stiker brand, paper bag, atau box makan. Mungkin terlihat kecil, tapi kalau dikali ratusan porsi, angkanya bisa signifikan.

Tenaga kerja

Jika kamu punya karyawan, hitung gaji bulanan yang dibagi rata ke jumlah porsi yang diproduksi. Kalau kamu kerjakan sendiri, anggap waktumu sebagai biaya tenaga kerja juga.

Biaya operasional

Contohnya gas, listrik, sewa tempat, kebersihan, hingga alat yang perlu diganti berkala (kompor, panci, blender, dsb). Biaya ini bisa dirata-ratakan per bulan lalu dibagi jumlah porsi yang kira-kira kamu jual dalam sebulan.

Biaya waste (susut/terbuang)

Dalam bisnis makanan, selalu ada bahan yang tidak terpakai, rusak, atau kedaluwarsa. Sisihkan sedikit persentase untuk mengantisipasi hal ini.

Contoh sederhana:

  1. Bahan baku per porsi: Rp8.000
  2. Kemasan & pendukung: Rp2.000
  3. Tenaga kerja (dirata-rata): Rp3.000
  4. Operasional & sewa (dirata-rata): Rp2.000
  5. Waste & lain-lain: Rp1.000
  6. Total biaya produksi per porsi = Rp16.000.

Inilah angka dasar yang akan jadi pijakan menghitung harga jual.

Cek Performa Kompetitor

Setelah tahu berapa biaya produksi, jangan buru-buru pasang harga. Langkah berikutnya adalah cek kompetitor, khususnya yang menjual produk mirip di area atau platform yang sama.

Kamu bisa:

  1. Cari produk sejenis di marketplace atau sekitar lokasi jualan.
  2. Catat kisaran harga: misalnya mayoritas menjual antara Rp18.000–Rp25.000 per porsi.
  3. Lihat value yang mereka tawarkan: rasa, porsi, ambience tempat, kebersihan, rating, testimoni, dan packaging.
Baca Artikel Lainnya  Cukup 1 Menit, Begini Cara Buka Toko di Shopee

Kalau dari perhitungan biaya produksi tadi kamu dapat angka Rp16.000, sementara kompetitor rata-rata menjual Rp20.000, berarti kamu punya ruang untuk menentukan harga yang kompetitif. 

Kamu bisa bermain di harga Rp19.000–Rp23.000, tergantung keunggulan yang ingin kamu tonjolkan. Intinya, kamu tidak perlu selalu jadi yang paling murah, tetapi pastikan pelanggan merasa harga yang dibayar sepadan dengan pengalaman yang mereka dapat.

Menentukan Margin Keuntungan

Nah, sekarang saatnya menentukan margin keuntungan. Margin biasanya dinyatakan dalam persentase dan bisa disesuaikan dengan strategi bisnis:

  • Mau main tipis tapi volume besar? Margin bisa lebih rendah.
  • Mau jual lebih eksklusif dan tidak kejar volume besar? Margin bisa lebih tinggi.

Salah satu rumus yang bisa kamu gunakan:

Harga Jual = Total Biaya / (1 – Margin Keuntungan)

Misalnya, total biaya per porsi adalah Rp16.000 dan kamu ingin margin 35% (0,35), maka:

  • Harga Jual = 16.000 / (1 – 0,35)
  • Harga Jual = 16.000 / 0,65
  • Harga Jual ≈ Rp24.615

Kamu bisa bulatkan menjadi Rp24.000 atau Rp25.000 untuk memudahkan transaksi dan permainan psikologis harga. Dari sini, kamu punya gambaran jelas: berapa keuntungan per porsi, dan apakah angka tersebut terasa wajar untuk target pasar dan posisi brand-mu.

Ke depan, margin ini bisa kamu sesuaikan untuk promo, diskon, atau paket bundling. Misalnya, paket hemat 2 porsi + minum mungkin akan menurunkan margin per produk, tetapi menaikkan total omzet dan perputaran stok.

Kesimpulan

Singkatnya, cara menghitung harga jual produk makanan yang tepat bukan hanya soal “naikin sedikit dari modal”. 

Kamu perlu melewati beberapa langkah: memahami target pasar, menghitung biaya produksi secara detail, membandingkan dengan harga kompetitor, lalu menentukan margin keuntungan yang selaras dengan strategi bisnismu. 

Dengan begitu, harga yang kamu pasang punya dasar hitungan yang jelas, bukan tebak-tebakan. Jangan lupa, penetapan harga bukan keputusan sekali jadi. 

Biaya bahan bisa naik, tren bisa berganti, dan perilaku pelangganpun bisa berubah. Lakukan evaluasi berkala: jika permintaan tinggi dan biaya naik, mungkin saatnya menyesuaikan harga; jika penjualan melambat, kamu bisa bermain di promo atau paket bundling tanpa harus langsung banting harga.

Kalau kamu ingin proses hitung-menghitung ini jadi lebih mudah dan berbasis data, Tokpee bisa jadi partner andalanmu untuk menganalisis pasar dan mencari harga jual paling ideal untuk produk makananmu. 

Kapan lagi nih usaha tetap cuan dan pelanggan tetap puas cuma dengan satu tool aja, yuk pakai Tokpee sekarang!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Special offer

Dapatkan Tool Riset Produk Laris untuk Lejitkan Bisnis

Lihat cara kami riset produk untuk tingkatkan penjualan toko online. 👇
DOWNLOAD NOW
close-link